Pada pasca Perang Dunia II di Roma, Antonio Ricci akhirnya mendapat pekerjaan yang telah lama ia tunggu sebagai penempel poster. Namun, untuk mendapatkan pekerjaan tersebut ia harus mempunyai sepeda. Mendengar hal itu, istri Antonio menjual seperainya untuk bisa membeli sepeda. Setelah membeli sepeda Antonio siap untuk bekerja. Namun di hari pertama bekerja sepedanya dicuri. Dia mengejar pencuri itu, tetapi ia berhasil kabur.
Antonio tahu akibatnya jika sepedanya hilang dan berusaha mencari pencurinya ke pelosok Roma. Dalam pencariannya, ia ditemani oleh putranya yang bernama Bruno, ia mengerti keadaan ayahnya yang putus asa. Setelah berusaha mencari, Antonio yakin bahwa ia telah menemukan si pencuri. Diduga pencuri tersebut hidup dalam situasi yang sama seperti Antonio sendiri. Saat Antonio menuduhnya, tetangga, teman dan keluarga si pencuri melindunginya dan kemudian Bruno memanggil polisi. Antonio gagal menuduhnya sebagai pencuri karena ia tidak memiliki bukti. Mereka berdua pergi dari tempat itu dengan rasa kesal.
Karena Antonio tidak tahu apa yang harus dilakukannya, tersirat di pikirannya untuk mencuri sepeda. Namun, usahanya digagalkan oleh orang-orang yang sedang melintas. Saat akan dibawa ke kantor polisi, sang pemilik sepeda memaafkannya. Antonio dan Bruno pergi dengan rasa putus asa dan kesedihan yang mendalam. (sumber dari Wikipedia)
Film ini menggambarkan sebuah kekecewaan yang mendalam. Sebuah emosi yang benar-benar menghanyutkan penonton sehingga seolah ikut merasakan kehilangan seperti apa yang dialami oleh Antonio. Kekecewaan itu tak terbalas dengan sebuah solusi yang melegakan, justru berakhir dengan kehampaan dan kesedihan. Lagi-lagi film Italia membuat sebuah akhir yang menyesak dan menggantung. Tapi sekali lagi justru dengan alur seperti inilah film-film Italia selalu menyisakan kenangan yang tak terlupakan.
Salam Sinema!!
Komentar
Posting Komentar