Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

KAPO (Italia, 1960)

Ini adalah film yang diproduksi kerjasama antara Italia, Perancis, dan digarap di Yugoslavia. Berkisah tentang Edith yang harus hidup di kamp pengasingan setelah kedua orang tuanya dibunuh oleh Jerman. Edith, seorang gadis kecil keturunan Yahudi, berhasil selamat dari pembunuhan masal oleh Jerman di sebuah kamp pengasingan karena diselamatkan oleh rekan-rekannya dengan mengubah identitas bukan lagi sebagai seorang Yahudi. Namanya bukan lagi Edith, tetapi Nicole. Menginjak remaja, Nicole ternyata tumbuh menjadi gadis yang nakal. Ia rela menjual tubuhnya bagi tentara Jerman untuk mendapatkan fasilitas yang lebih dari rekan-rekan yang lain di pengasingan. Hingga akhirnya karena kedekatannya dengan tentara-tentara Jerman,  ia diangkat menjadi penjaga wanita, yang tentu saja hal ini menimbulkan kecemburuan dengan penghuni kamp yang lain. Nicole pun kurang disukai di antara rekan-rekannya di kamp pengasingan karena sifatnya yang egois dan angkuh. Pada suatu saat datanglah ser

Mother India (India, 1957)

Film ini berkisah tentang Radha, seorang perempuan yang tangguh dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Diawali dari pernikahan antara Radha dengan Shamu yang sejak semula telah dibayang-bayangi hutang. Untuk mengadakan pesta pernikahan mereka berdua, ibu Shamu meminjam uang kepada rentenir yang bernama Sukhilala. Hutang inilah yang semakin lama semakin berkembang sehingga Radha dan Shamu hidup di dalam tekanan. Kerja keras setiap hari tidak mencukupi kebutuhan keluarga mereka yang telah dikaruniai momongan. Satu demi satu kekayaan mereka, seperti sapi, sawah, perhiasan berpindah tangan kepada Sukhilala untuk menebus hutang. Hingga akhirnya Shamu mengalami sakit dan memutuskan untuk meninggalkan keluarganya untuk mencari pekerjaan di perantauan. Penderitaan Radha yang harus menanggung dua anak, Birju dan Ramu, semakin berat ketika terjadi banjir yang menenggelamkan desa dan menghancurkan rumah mereka. Saat itu sebenarnya Sukhilala menawarkan bantuan, tetapi Radha menolak. Ia me

Forbidden Games (Perancis, 1952)

Seorang gadis bernama Paulette kehilangan kedua orang tuanya pada saat Jerman menyerang Paris-Perancis melalui serangan udara pada tahun 1940. Paulette pun berlari ke sebuah desa dan berjumpa dengan seorang bocah laki-laki bernama Michel. Michel dan keluarganya menerima kehadiran Paulette untuk tinggal bersama-sama di rumah mereka. Di rumah itulah Paulette harus belajar banyak hal dan menyesuaikan gaya hidup perkotaan menjadi anak desa dengan penuh kesederhanaan. Paulette dan Michel pun menjadi sahabat dekat. Michel mengajarkan banyak hal, termasuk bagaimana cara berdoa dan mengenal ajaran agama Katholik. Kenakalan-kenakalan pun muncul di antara mereka seperti ketika Michel memberanikan diri untuk mencuri salib, dari salib di pemakaman hingga salib di altar gereja hanya untuk menyenangkan hati Paulette. Akhir film ini adalah Paulette harus berpisah dengan keluarga Michel ketika telah ditemukan oleh tim palang merah. Paulette pun harus tinggal di pengungsian yang resmi dan berp

La Strada (Italia, 1954)

                          Film ini berkisah tentang seorang gadis pesisir bernama Gelsomina yang "dibeli" oleh seorang pemain sirkus amatiran bernama Zampano dari ibunya untuk dijadikannya asisten pertunjukan sirkus. Sesampainya di kota Roma, ternyata pertunjukan Zampano tidaklah terlalu sukses karena mendapatkan saingan berat dari kelompok sirkus profesional. Bahkan pemilik sirkus profesional tersebut menawarkan kepada Gelosimina untuk bergabung dengan mereka dengan jaminan kehidupan yang jauh lebih mapan. Kegalauan pun muncul saat Gelsomina harus menentukan pilihan, mengikuti rombongan sirkus yang profesional dan menjadi mapan atau tetap bersama Zampano yang telah membelinya meskipun jalan yang dihadapi penuh liku terjal. Hingga akhirnya muncullah sebuah refleksi bahwa semua yang ada di dunia ini pastilah memiliki tujuan. Kerikil yang kecil pun memiliki tujuan dan bermakna dalam kehidupan ini. Inilah yang membuat Gelsomina memilih untuk bersama-sama dengan Zampano meskip

Harp of Burma (Jepang, 1956)

Kisah seorang tentara Jepang bernama  Mizushima yang  bertugas di Birma. Ia memiliki kelebihan memainkan harpa. Pada suatu ketika ia harus terpisah dengan kelompoknya ketika terjadi sebuah pertempuran dengan Inggris. Ia diberitakan menghilang oleh rekan-rekannya karena tidak ada jejak yang tertinggal. Akan tetapi sebenarnya Mizushima diselamatkan oleh seorang biksu Birma dan tinggal di dalam kuil. Karena telah diselamatkan dan dirawat oleh biksu, Mizushima pun memutuskan memilih jalan hidupnya untuk menjadi biksu. Hingga suatu saat ia berjumpa kembali dengan rekan-rekan tentaranya yang merasa sangat kehilangan. Di sinilah terjadi pergumulan hebat dalam diri Mizushima. Rekan-rekan tentaranya mengajak untuk kembali ke Jepang karena masa tugas mereka di Birma telah selesai. Tetapi di sisi yang lain Mizushima telah memutuskan untuk menjadi biksu. Akhir kisah ini cukup menyedihkan. Mizushima memutuskan untuk tetap tinggal di Birma dan berpisah dengan kawan-kawannya. Ia mengembara deng

Rashomon (Jepang, 1950)

Rashomon bukanlah film yang menyajikan jawaban ataupun akhir yang gamblang, tetapi justru memunculkan pertanyaan yang menjadi refleksi. Film ini memiliki alur flashback rangkap, di mana mengisahkan adanya perjumpaan di sebuah runtuhan kuil antara seorang pendeta, penebang pohon, dan seorang asing yang datang untuk berteduh setalah badai. Mereka bertiga mempercakapkan kejadian pembunuhan yang berlangsung tiga hari yang lalu. Diawali dari cerita penebang pohon yang melihat mayat di hutan, kemudian ia pun harus bersaksi di pengadilan. Selanjutnya kesaksian dilanjutkan oleh pendeta yang juga sempat berjumpa dengan korban. Selain itu dikisahkan pula di pengadilan bagaimana saksi-saksi yang lain mengisahkan kejadian tersebut, seperti adanya bandit yang terlibat kasus pembunuhan, istri dari korban, hingga arwah si korban yang didatangkan melalui raga istrinya. Yang membingungkan, masing-masing saksi mengisahkan kisah yang berbeda-beda mengenai siapa yang menjadi pembunuh korban di ten