Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Parasite – Film yang Ambigu

Sebuah film yang dibangun dengan cerita begitu rapi dan menarik dari awal hingga pertengahan, sangat disayangkan amburadul dalam penyelesaian konflik hingga akhir cerita. Tidak begitu jelas film ini melabeli dirinya sebagai film apa. Di saat tersaji permainan pikiran berbumbu humor, eh... tiba-tiba muncul teror yang mencekam... Kisah keluarga miskin yang menjadi parasit bagi keluarga yang kaya raya dengan bersandiwara menjadi guru les Inggris, guru seni, sopir, dan pembantu adalah sebuah kisah yang sangat menarik.  Dengan segala tipu daya yang licik keluarga miskin memperdaya keluarga kaya bak parasit. Begitu cerdas alur cerita yang dibangun. Tapi setelah sampai di pertengahan, film ini menjadi tidak jelas. Tiba-tiba ada banjir, tiba-tiba ada darah, tiba-tiba saling bunuh, tiba-tiba ada mimpi yang absurt... Andai saja film ini terselesaikan dengan permainan pikiran, akan menjadi sangat menarik. Permasalahan logika akan lebih indah ketika diselesaikan juga dengan logika. Tapi say

Portrait of a Lady on Fire, Ketika Semesta Membalut Kepedihan

Pada menit ke tiga puluh baru tersadar kalau film ini tidak menggunakan musik latar! Tidak ada ayunan orkestra penyambung adegan, tidak ada lentik piano yang memperkuat klimaks... Hanya ada dua lagu dalam film ini. Satu lagu akapela yang memang dinyanyikan oleh sekelompok orang pada adegan api unggun, dan satunya lagi komposisi megah Four Season-nya Vivaldi yang dimainkan dalam sebuah konser di akhir film. Musik latar dalam film ini adalah semesta yang bernyanyi. Deburan ombak menggantikan alunan biola, desiran angin menggantikan bisikan seruling, dan letupan api menggantikan tabuhan rebana. Semua berjalan apa adanya. Bukankah hidup ini pun berlalu tanpa musik latar? Nyanyian semesta meramu sebuah kisah pilu. Dengan mengambil setting waktu abad ke-18, film ini berkisah tentang Marianne, seorang pelukis yang diundang untuk melukis di tengah keluarga bangsawan Perancis. Ia diminta melukis Héloïse , putri seorang bangsawan Prancis yang akan dijodohkan dengan seorang bangsa

Marriage Story – Bercerai itu tidak Mudah!

Pihak yang paling diuntungkan dalam proses perceraian adalah pengacara. Sisi lain dari film Marriage Story menampilkan sidang perceraian yang menjadi ajang adu gengsi para pengacara. Nicole dan Charlie yang telah menyewa pengacara kondang untuk “memenangkan” persidangan pun akhirnya merasa kewalahan. Bukan hanya biaya sewa pengacara yang mahal tapi juga anjuran-anjuran pengacara yang mereka sewa sangat memeras energi. Perceraian ternyata bukan hanya masalah berpisah tapi juga harus berurusan dengan masa depan anak, pembagian harta, trauma psikologis, kehidupan sosial, relasi keluarga besar, dan masih banyak lagi. Dalam kelelahan, Nicole dan Charlie mencoba untuk membuka dialog empat mata. Tapi titik jenuh pernikahan membuat mereka gagal untuk berdialog. Alih-alih menemukan solusi, kebencian mereka malah semakin menjadi. Hingga akhirnya solusi itu ada dalam diri Henry, anak mereka yang tak sengaja membaca tulisan kejujuran Nicole tentang kebaikan-kebaikan Charlie yang selama

The Irishman, Kehampaan Umur Panjang

Kisah gangster Amerika pada tahun 70-an selalu menarik untuk diangkat menjadi tontonan ataupun bacaan. Bukan hanya dar dor dar dor, tapi ada sisi humanis di dalamnya. Hubungan persaudaraan, uang, politik, dan agama menjadi bagian menarik dari kisah para mafia. Setiap peluru yang keluar pasti ada latar belakang permasalahan yang rumit dan persahabatan yang karib. The Irishman pun mengangkat sisi humanis dari seorang Frank Sheeren, seorang veteran perang dari Irlandia yang menjadi pelindung dari tokoh kharismatis pada jaman itu, Jimmy Hoffa. Jimmy Hoffa disebutkan memiliki popularitas setara Elvis di tahun 60-an dan the Beatles di tahun 70-an. Tapi karena intrik politik, Frank Sheeren pun akhirnya menghabisi Jimmy Hoffa. Frank Sheeren sempat dipenjara selama 18 tahun karena tuduhan suap. Yang membuat film ini menarik bukan keseruan aksi Frank Sheeren dalam menghabisi “lawan-lawannya”, tapi justru di masa tuanya, ketika ia terbebas dari penjara. Membunuh Jimmy Hoffa membuat