Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

A.I. Artificial Intelligence (2001), Robot yang Manusiawi

Steven Spielberg adalah seorang produser dan sutradara kawakan dalam film-film bergenre sci-fi . Salah satu di antaranya adalah A.I. Artificial Intelligence . Film ini berkisah tentang sebuah robot anak laki-laki bernama David yang diciptakan dengan sensor yang begitu halus, hampir mendekati manusia. Robot itu tadinya diasuh oleh pasangan Henry dan Monica. Tapi ketika dirasakan David seringkali bermasalah dengan anaknya, Davidpun dibuang di hutan. Dari sinilah perjalanan David sebagai robot yang spesial mengejar impiannya dimulai, yaitu dapat hidup menjadi manusia biasa. Perjalanan David terinspirasi dongeng Pinokio yang juga mendambakan kehidupan yang normal sebagai manusia. Dalam perjalanan panjang yang ditempuh, David benar-benar menunjukkan bahwa dirinya robot istimewa yang memiliki perasaan seperti manusia. Ia merasa sedih, gembira, dan bahkan menemukan sosok Tuhan dalam diri patung peri biru di mana ia menyerahkan harapannya melalui doa. Dan doa itu terkabul dua ribu tahun kemudi

Raise the Red Lantern (1991), Madu dan Racun Para Selir

Film ini bertutur tentang keprihatinan Songlian sebagai selir keempat dari seorang yang kaya raya di negeri Tiongkok. Songlian mau tidak mau harus terlibat dalam persaingan antar selir dalam memperebutkan perhatian sang suami. Lentera merah yang berada di depan masing-masing rumah selir menandakan siapa yang memenangkan hati sang suami. Rumah yang lentera merahnya menyala, di sanalah sang suami akan tinggal dan bercinta dengan selir pemilik rumah. Namun kalau lentera padam, yang ada hanya kesunyian. Keempat selir pun berebut dengan intrik dan muslihat. Tekanan demi tekanan mendera Songlian dalam persaingan tersebut. Sebuah sandiwara yang tidak mudah untuk dibaca arahnya. Senyuman hangat bisa menjadi racun. Sebaliknya sifat acuh dan nyinyir ternyata malah menyimpan kepedulian. Film ini berakhir tragis. Songlian tak kuasa menahan beban sebagai selir, hingga akhirnya menjadi gila. Saat itulah datang seorang perempuan sebagai selir kelima.   Menyaksikan film ini mengingatkan kita akan

Whiplash (2014), Runtuhnya Kuasa Konservatif

Sebuah perseteruan seru antara Fletcher, seorang guru dan dirigen musik jazz klasik, dengan Andrew, seorang murid yang sedang belajar menabuh drum di sebuah sekolah musik. Pada awalnya Fletcher mengagumi permainan drum Andrew. Ia mengajak Andrew bergabung di grup band pimpinannya. Namun seiring berjalanannya waktu, Andrew pun disingkirkan karena tidak sesuai dengan visi bermusik Fletcher. Merasa direndahkan, Andrew berambisi menunjukkan bahwa ia adalah musisi hebat. Perseteruan mereka berdua berakhir dalam sebuah pementasan, di mana keduanya berebut panggung menunjukkan siapa yang paling berkuasa.   Inilah film musikal yang menurut saya terbaik. JK Simmons, pemeran Fletcher adalah kunci kesuksesan film ini. Simmons mampu menampilkan tokoh Fletcher sebagai guru yang prefeksionis tapi sangat konservatif. Kolot dan keras kepala. Ketegangan film ini dibangun pada saat sesi latihan band. Siapa saja yang melakukan kesalahan harus bersiap menerima hardikan keras sang guru. Dan ketika Andr

Aruna dan Lidahnya (2018), Ada Apa dengan Rawon??

Dalam film ini, makanan bukan hanya sebatas kebutuhan, tapi sudah menjadi gaya hidup. Makan bukan hanya untuk kenyang tapi untuk bahagia. Demikianlah petualangan empat orang : Aruna (Dian Sastro), Bono (Nicolas Saputra), Nad (Hannah Al Rashid), serta Farish (Oka Ananta) dalam meramu cinta beraroma kuliner di empat daerah : Surabaya, Pamekasan, Pontianak, dan Singkawang. Berawal dari penugasan Aruna dan Bono untuk menyelidiki kasus flu burung dari kantor ke empat kota tersebut, petualangan kuliner malah menjadi prioritas perjalanan mereka. Dalam kisah percintaan segi empat antara Aruna, Bono, Nad, dan Farish, tersajilah ragam kuliner yang begitu menggoda. Rawon Surabaya, soto Lamongan, rujak soto, choi pan, bakmi kepiting Pontianak... semua tersaji silih berganti memikat hati. Film ini mirip dengan serial drama Korea Lets Eat yang tiap episodenya menjadikan makanan sebagai bagian dari pemecahan masalah. Makananlah yang mempersatukan keempat tokoh film ini dalam ikatan batin

Amadeus (1984), Membunuh Mozart dengan Senandung Minor

Film ini mencoba memotret kehidupan Mozart dari sudut pandang penuturan Salieri, seorang musisi istana Wina yang menganggap Mozart adalah   saingannya. Di balik talenta besar dan karyanya yang begitu indah, film ini menggambarkan sosok Mozart sebagai seorang yang kekanak-kanakan, urakan , dan memiliki selera humor yang aneh. Salieri pun menaruh rasa cemburu atas prestasi Mozart yang sejak kecil memang mendapatkan banyak pujian karena kejeniusan bermusiknya. Salieri mencoba menghalangi karier bermusik Mozart dan menjatuhkan nama baik Mozart. Namun semakin dihalangi, nama Mozart justru semakin masyur. Hingga akhirnya muncullah niat Salieri untuk menyingkirkan dan menghabisi Mozart. Salieri merencanakan membunuh Mozart secara perlahan. Ia mengatur sedemikian rupa agar Mozart mendapatkan banyak pesanan lagu. Mozart tak dapat menolak pesanan itu karena memang sedang membutuhkan uang. Ketika dikejar waktu, Mozart merasa begitu lelah. Salieri terus menekan dengan pesanan-pesanan lagu

Good Bye Lenin! (2003), Merayakan Kapitalisme

Dari judul filmnya saja sudah memunculkan rasa penasaran. Ada apa dengan Lenin? Film ini mengangkat sejarah proses bersatunya Jerman Barat dan Timur yang diawali peristiwa robohnya tembok Berlin tahun 1989. Robohnya tembok Berlin berdampak kepada perubahan budaya dan ideologi masyarakat Jerman waktu itu. Jerman Timur yang mengagungkan sosialis komunis harus legawa berbagi ruang dengan Jerman Barat yang berkiblat kepada kapitalis. Hancurnya tembok Berlin   menandai mulai masuknya kapitalisme di negara itu. Momen alih budaya inilah yang diangkat melalui film Good Bye Lenin ! Christine adalah seorang ibu yang berjuang membela suara kelompok buruh tani di Jerman Timur. Suaminya telah pergi dan menyeberang ke Jerman Barat. Sedangkan Alex, anaknya, juga seorang aktifis yang kerapkali melakukan unjuk rasa. Pada sebuah demonstrasi besar-besaran di awal Oktober 1989, Christine melihat Alex ditangkap aparat. Seketika itu juga Christine mengalami serangan jantung yang mengakibatkan ta

Hujan Bulan Juni (2017), Hujanmu Abadi, Pak Sapardi...

Sebenarnya sama sekali tidak ada niat untuk menuliskan catatan tentang film ini. Tapi ketika mendengar kabar sang maestro hujan telah berpulang, tergeraklah untuk mengingat dan menuliskan kembali serpihan karyanya yang diabadikan melalui sebuah film : Hujan Bulan Juni. Dari puisi, kemudian ditulislah novel. Dari novel, dihidupkan menjadi film. Sayang, ada banyak hal yang mengecewakan dari film ini ketika kita lebih dahulu membaca puisi dan novel pak Sapardi. Puisinya begitu bersahaja. Novelnya begitu humanis. Namun ketika tertuang menjadi film, entah kenapa daya mistis karya beliau sirna. Adalah sebuah kisah roman tentang Sarwono dan Pingkan. Sarwono orang Solo, sedangkan Pingkan gadis berdarah Jawa-Manado. Sarwono Islam, Pingkan Kristen. Kisah cinta mereka dibalut dengan puisi-puisi yang dituliskan oleh Sarwono. Bumbu percintaan mereka adalah hadirnya Kyoto, mahasiswa program tukar budaya asal Jepang yang menjadi orang ketiga. Sayangnya pergumulan kritis Pak Sapardi ya

Walk the Line (2005), Maestro Country di tengah Ilalang

Walk the Line merupakan biopik perjalanan Johnny Cash, seorang penyanyi country tahun 60-an yang kehidupannya cukup kontroversial. Johnny Cash lebih memilih bermusik daripada melanjutkan akademi militer angkatan udara di Jerman. Ia kembali ke Amerika dan menikahi kekasihnya, Vivian. Karirnya sebagai penyanyi country melejit setelah album dan tournya sukses. Permasalahan muncul ketika Johnny berjumpa dengan June Carter, bintang panggung musik country pada waktu itu. Tresna jalaran saka kulina... Ketika mereka kerap bertemu, dan bahkan menjalani tour bersama, terpautlah hati kedua penyanyi country tersebut meskipun sudah beranak istri dan suami. Kisah selanjutnya... Dari poster film, kita sudah bisa menebak arahnya. Menyaksikan film ini, malah membawa kita merasa ikut bersalah. Sungguh! Meskipun film ini mengangkat kisah cinta John dan June (bukan Jin dan Jun), kita justru akan merasa simpati dan iba kepada Vivian. Di balik indahnya lagu karya Johnny Cash, dijumpai air ma

Lovely Man (2011), Satu Malam yang Menggemaskan

Film ini membenturkan dua dunia yang dipandang masyarakat “suci” dan “najis” menjadi sebuah leburan yang dramatis. Cahaya, seorang remaja lulusan pesantren, mencoba mencari ayahnya yang bekerja di Jakarta. Cahaya terkejut ketika menjumpai ayahnya yang telah belasan tahun meninggalkan keluarga, ternyata memiliki profesi sebagai waria jalanan di Jakarta. Perjumpaan mereka berdua adalah benturan yang kontras dalam kehidupan sosial. Cahaya, gadis pesantren dengan pakaian kerudung lengkap serta ketaatan membangun sholat tentu saja dipandang sebagai sosok yang bersih dan suci. Sebaliknya, sang ayah, seorang berprofesi sebagai waria yang setiap malam menunggu pelanggan di jalanan selalu dipandang sebagai sampah yang najis dan penuh dosa. Film ini mencoba membuka mata kita akan penilaian etis terhadap sosok Cahaya dan sang ayah. Apakah yang kelihatannya suci itu juga benar-benar bersih segala sesuatunya? Dan apakah yang dipandang najis itu benar-benar penuh dosa? Melalui dialog yan

Amelie (2001), Bahagiamu Bahagiaku

Cara bertutur Narator yang cerdas dan kocak di film ini mampu merangkai dan mengembangkan kejadian-kejadian yang sepertinya biasa saja menjadi luar biasa. Misalnya saja di awal film, Narator mengatakan, “ Pada tanggal sekian, detik ke sekian, seekor lalat terbang dengan kecepatan sekian, mendarat di blablabla... Pada saat yang sama, di teras suatu restoran, angin secara ajaib membuat dua gelas menari di atas taplak meja. Sementara itu di Paris, seorang yang bernama anu pulang dari pemakaman sahabatnya dan menghapus catatan nama serta nomor telepon sahabatnya dari buku catatan. Pada saat yang sama, sperma dengan satu kromosom X milik si anu bersatu dengan benih istrinya. Sembilan bulan kemudian Amelie Poulan lahir. ” Ya, narator merangkai dengan cepat tautan-tautan cerita menjadi satu alur dengan begitu indah. Sang Naratorpun menghidupkan Amelie gadis cantik yang memiliki kelainan jantung, sehingga ia harus belajar di rumah. Keterbatasan pergaulan Amelie membuat dirinya memili

Petualangan Sherina (2000), Mengenalkan Perlawanan Gender dan Kapitalisme kepada Anak

Petualangan Sherina adalah film yang ringan ditonton tapi memiliki muatan kritik budaya yang dalam. Sherina, seorang gadis Sekolah Dasar tampil dengan begitu superior di kelasnya. Dari awal film sudah terlihat bagaimana Sherina memanjat pohon mengalahkan teman laki-lakinya untuk memberi makan anak-anak burung. Di sekolahnya yang baru, Sherina berjumpa dengan Sadam, teman sekelas yang dikenal badboy . Ketika liburan pendek, Sherina dan Sadam terlibat dalam sebuah petualangan seru. Mereka berhadapan dengan sindikat penculik yang berkomplot dengan investor busuk yang ingin menguasai perkebunan teh milik ayah Sadam. Namanya juga Petualangan Sherina, Sherina pun tampil sebagai pahlawan dan mampu menyelamatkan Sadam serta perkebunan teh dari investor busuk. Energi super Sherina mampu menjadikannya sebagai idola. Sosok gadis perempuan tidak melulu digambarkan dengan kelemahlembutan. Sherina adalah icon perlawanan gender anak-anak seusianya. Bahkan ada sebuah adegan gila, di mana

Late Spring (1949), Menikah, Zona yang Tidak Nyaman

“Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang kita harapkan terjadi, tapi sesuatu yang harus kita ciptakan.” Demikianlah Shukichi menasihati putri tunggalnya, Noriko, yang sedang bimbang memutuskan untuk menikah atau tidak. Film ini mengisahkan pergumulan Noriko, gadis 27 tahun yang tinggal bersama Shukichi ayahnya yang sudah menduda. Pada awalnya Noriko merasa hidupnya sudah nyaman tinggal bersama ayahnya, tanpa harus menikah. Ia menganggap pernikahan adalah beban. Noriko dibayang-bayangi kegagalan dalam mebangun pernikahan yang dialami oleh seorang sahabatnya. Namun dorongan dari Shukichi mampu mengubah pola pikir Noriko. Ia akhirnya berani beranjak meninggalkan zona nyamannya dan bersiap memasuki zona tidak nyaman, yaitu pernikahan.  Di akhir film, Noriko mengenakan baju penganten dan diantarkan ayahnya untuk menikah. Tapi yang menarik adalah dalam film ini sama sekali tidak diperlihatkan siapakah pasangan Noriko yang akan menikahinya. Jadi pesan yang ingin disampaikan dari film i

A Separation (2011), Konflik yang Artistik

Film ini mengisahkan munculnya masalah di tengah masalah yang dihadapi oleh pasangan Nader dan Simin. Saat mereka bergumul dengan proses perceraian, timbullah masalah baru di mana Nader dituntut atas tindak kekerasan terhadap Razieh, pembantu yang baru beberapa hari bekerja di rumahnya. Nader dituntut di pengadilan setelah Razieh terjatuh dari tangga dan mengalami keguguran. Di tengah ketidakharmonisan Nader dan Simin, mereka harus bersinergi untuk menghadapi tuntutan tindak kekerasan kepada Razieh. Film dari negara Iran ini menggambarkan permasalahan yang muncul dari dua keluarga dari kelas yang berbeda. Keluarga Nader adalah keluarga kelas ekonomi menengah dan keluarga Razieh adalah keluarga kelas ekonomi bawah. Ketidakadilan sebenarnya telah dimunculkan saat pertama kali Razieh melamar menjadi pembantu. Razieh mendapat upah yang tidak sepadan dengan pekerjaan serta jauhnya perjalanan yang ditempuh menuju apartemen Nader. Ia harus mengasuh ayah Nader yang menderita penyak

PK (2014), Agama itu Ruwet!!

Seorang (orang?) alien datang ke bumi. Ia diberi julukan Peekay (PK) karena seperti orang mabuk. Dengan kepolosannya, ia mampu menelanjangi kebobrokan cara manusia   beragama di bumi. Ia pun mencari Tuhan yang selama ini hilang. Ia mendalami cara beribadah agama satu dan yang lain di negara India. Dari cara-cara menyembah Tuhan tersebut, PK merasakan konsep ber-Tuhan itu ternyata sangat rumit dan membingungkan. Masing-masing agama memiliki tingkat keruwetan yang hampir sama. Ia pun menemukan banyak kepalsuan ketika manusia beragama. Tak jarang di balik agama itu hanyalah permainan uang belaka.   Ia menggunakan istilah yang unik : doa yang salah sambung. Sepertinya berdoa, tapi arahnya kepada tuhan imitasi. Dari judul film PK/Peekay, sebenarnya pertanyaan mendasar adalah siapa yang mabuk? Alien atau manusianya? Si alien kelihatannya mabuk, tapi ia benar! Dan manusia yang beragama sepertinya benar, tapi mabuk. Jadi judul PK/Peekay itu sebenarnya sindiran bagi kita yang sedang

Sang Penari (2011), Menari di Atas Ratapan

Srintil tampil sebagai Ronggeng baru di dukuh Paruk. Ia adalah primadona kampung. Sebagai primadona, Srintil bukan hanya dituntut memuaskan penonton melalui tarian Ronggeng, namun juga memuaskan mereka yang berani membayar sebagai teman tidur. Masyarakat memandang ini bukanlah sebuah pelecehan, tapi sebuah kehormatan. Bahkan para istri merasa sangat bangga ketika suaminya bisa tidur dengan Srintil. Demikianlah tradisi lokal yang berkembang di tengah dusun Paruk. Mereka pun percaya kekuatan leluhur akan selalu menjaga ketika sesaji diberikan di makam melalui suatu ritual sebelum Ronggeng dipentaskan. Film ini sebenarnya menyajikan perlawanan Srintil akan tradisi yang melecehkan perempuan. Namun apa daya, Srintil hanya bisa melawan dalam diam. Srintil telah menjatuhkan pilihannya sebagai Ronggeng dan meninggalkan Rasun, kekasihnya. Bersih-bersih ideologi komunis pada tahun 1965 menjadi bagian yang penting dari film ini ketika Srintil dan beberapa seniman Ronggeng di kampu

Shaolin Temple (1982), Spiritualitas dalam Kekerasan

Biara Shaolin adalah tempat mengasah spiritualitas agama. Para biksu belajar untuk menahan beragam hawa nafsu dunia dan masuk ke dalam laku spiritual. Bela diri dipelajari benar-benar untuk membela diri. Bukan menyerang dengan amarah dan nafsu. Namun bagaimanapun juga kehidupan ini tak dapat terlepas dari kekerasan. Sekalipun itu agama, fenomena kekerasan pun bisa menjadi bagian di dalamnya. Inilah yang diungkapkan dalam film ini. Film Shaolin Temple mengangkat kisah tentang seorang bernama Xiao Hu (diperankan oleh Jet Li) yang berhasil melarikan diri dari pertarungan dengan Jendral Wang beserta pasukannya, tiba di Biara Shaolin. Di Biara Shaolin tersebut Xiao Hu dirawat serta belajar spiritualitas agama dan bela diri. Kisah selanjutnya adalah bagaimana Xiao Hu harus menerapkan ilmunya dengan menghadapi Jendral Wang, pemimpin pemberontak kerajaan. Di akhir cerita Xiao Hu bersedia untuk disumpah menjadi seorang Biksu Biara Shaolin dengan menghindari beragam nafsu duniawi.

A Beautiful Mind (2001), Berkawan dengan Imajinasi

John Forbes Nash adalah seorang ahli matematika yang gagasannya dijadikan dasar teori ekonomi kontemporer di dunia. Pada tahun 1994 ia meraih Nobel, sebuah penghargaan akan kiprahnya sebagai ahli ekonomi. Dalam film ini, John Nash dikisahkan memiliki gangguan kejiwaan yang sangat membebani hidupnya. John Nash memiliki dua orang teman khayalan dan seorang gadis kecil imajiner yang selalu hadir dalam kehidupannya. Kedua temannya ini mengajak John Nash untuk terlibat dalam konspirasi pemecahkan kode rahasia melawan Rusia. John Nash begitu bergairah dengan tantangan tersebut. Sayangnya ini semua hanyalah bayangan Nash semata. Tidak mudah bagi Nash untuk terlepas dari bayang-bayang teman ilusinya. Bahkan ketika menjalani terapi obat untuk menghilangkan imajinasinya, John Nash menolak. Ia lebih memilih hidup apa adanya, meskipun teman imajinasinya selalu menggoda untuk kembali terlibat dalam konspirasi kode rahasia. Sebuah khayalan yang indah. Demikianlah konflik batin John

12 Years a Slave (2013), Matinya Rasa Kemanusiaan

Nama adalah sebuah identitas yang melekat dalam kehidupan seseorang. Di dalam sebuah nama bisa dijumpai harapan, penanda, sejarah, bahkan doa. Ketika nama itu ditiadakan dan diganti dengan nama yang lain, bisa menjadi sebuah penghinaan yang luar biasa. Dalam film ini, Solomon, seorang tukang kayu dan musisi kulit hitam dari kalangan menengah dijebak dan dijual sebagai budak. Ia dipisahkan begitu saja dari keluarga dan komunitasnya, dipaksa masuk ke dalam kehidupan yang baru sebagai budak. Nama Solomon diganti menjadi Platt. Sebuah nama yang singkat, hanya satu suku kata, dan tanpa makna.       Dua belas tahun adalah masa di mana Platt berpetualang sebagai budak. Beberapa kali ia dijual-belikan untuk dipekerjakan layaknya ternak. Penindasan adalah pemandangan yang setiap hari dijumpainya. Hukuman cambuk yang merobek kulit hingga daging menjadi sahabat bagi para budak. Beberapa kali Platt mencoba melarikan diri, tapi malah dikhianati. Hingga suatu saat, ia berjumpa dengan seo

21 Grams (2003), Agama yang Memabukkan

Film ini menautkan tiga cerita menjadi satu rangkaian yang saling terkait. Salah satunya adalah cerita Jack Jordan yang mabuk agama. Jack adalah seorang mantan narapidana yang kemudian berkenalan dengan seorang pendeta. Melalui pendeta itulah Jack mengenal kehidupan gereja dan terlibat aktif di dalamnya. Namun perjumpaannya dengan gereja malah membuat dirinya sering tidak berpikir rasional. Pertautan kisah itu terjadi pada saat Jack menabrak seorang ayah bersama dua orang anaknya yang sedang menyeberang jalan. Jack pun menyerahkan diri kepada polisi dan ditahan. Orang yang ia tabrak mengalami kritis dan kemudian meninggal. Jantungnya didonorkan kepada seseorang yang nantinya menjadi kekasih istrinya. Begitu runyam film ini. Pertautan tiga cerita itu tidak dirangkai secara linier namun secara acak dan terbolak-balik. Penonton harus menyusun sendiri kepingan-kepingan puzzle film 21 Grams menjadi satu rangkaian yang utuh. Film ini dengan jelas menyindir agama yang bisa mem

Not One Less (1999), Sebuah Potret tentang Ketimpangan

Betapa beratnya ketika Wei, seorang gadis belia berumur 13 tahun di desa terpencil China, diminta menggantikan mengajar 28 anak sekolah dasar selama sebulan karena ditinggal gurunya ke luar kota? Usia yang masih begitu belia membuat Wei canggung untuk mengajar. Kemampuannya untuk berbicara dan mengatur anak-anak masih sangatlah kurang. Kharisma seorang guru pun sama sekali belum muncul dalam diri Wei. Ditambah lagi, ia harus menjaga 28 anak yang belajar agar jangan sampai ada yang keluar dari sekolahan. Tantangan sosial ekonomi pada waktu itu adalah banyaknya anak yang mau tidak mau harus meninggalkan bangku sekolah dan bekerja ke kota untuk membantu orang tua mencari uang. Yang ditakutkan Wei pun terjadi juga. Zhang, salah satu murid Wei, harus putus sekolah dan pergi ke kota untuk bekerja demi menutup hutang keluarga. Guru Wei pun berniat untuk mencari Zhang ke kota. Pencarian Zhang di kota adalah sebuah petualangan yang penuh drama dan air mata. Guru Wei diperhadap

Curse of the Golden Flower, Menikmati Pesona Gong Li

Setiap kisah kerajaan yang diangkat ke dalam novel, drama, ataupun film hampir dipastikan akan dijumpai konflik pemberontakan. Bisa dikatakan inilah konflik yang klasik dalam kisah kerajaan. Permasalahannya adalah tinggal bagaimana mengemas konflik pemberontakan itu menjadi sajian yang memukau. Seperti dalam film Curse of Golden Flower , konflik hadir ketika Sang Permaisuri merencanakan pemberontakan kepada Kaisar, suaminya sendiri. Dalam festival tahunan bunga Seruni, terjadilah kemelut pertumpahan darah antara ribuan pasukan pemberontak Sang Permaisuri dengan tentara kerajaan. Suasana film yang tadinya lengang berubah menjadi gaduh luar biasa. Apa yang tersaji di film ini sebenarnya terlalu berlebihan. Nuansa perang kolosal yang mencoba dibuat megah malah kurang mengena. Tiba-tiba saja muncul ribuan tentara, lalu berperang, lalu salah satu pihak kalah, dan kembali sepi lagi. Kalau dicermati durasi perang yang begitu gaduh itu hanya sepuluh menit dari keseluruhan film. Per

8 1/2 (1963), Kenapa Harus Bahagia?

Produser telah siap untuk mendanai film. Para artis telah antri untuk mendapatkan peran. Tim kreatif telah siap dengan setting propertinya. Wartawan telah siap untuk meliput. Namun sang sutradara masih belum menemukan ide cerita film. Bahkan menjelang syuting perdana pun masih belum jelas film jenis apa yang akan dikerjakan. Ya, ini adalah sebuah film brilian tentang pembuatan film yang amburadul. Semua bermuara kepada Guido sang sutradara yang merasa galau. Ia pun menggali makna kebahagiaan melalui imajinasinya. Bahkan ada bagian yang sangat menarik dari film ini ketika ia menghadap Paus untuk menanyakan kenapa dirinya tidak merasa bahagia. Apa kata Paus? “Kenapa kau harus bahagia? Bahagia bukanlah tugas kita dalam kehidupan.” Sebuah jawaban yang sangat bijak dan sekaligus menohok. Biasanya pemimpin agama akan mengarahkan umat untuk merasakan bahagia dengan resep bla-blal-bla... Jawaban yang sering malah menbuat semakin tidak bahagia. Tapi Paus di film ini (tentu bukan ungkap

Farewell My Concubine, Sejarah Kelam Opera China

Film ini mengangkat perjalanan opera tradisional China yang menembus lorong sejarah revolusi komunis di China dari tahun 40-an hingga 60-an. Dikisahkan dua orang yang telah berlatih opera China bersama sejak kecil di sebuah padepokan, menjalani hari-hari sebagai aktor panggung dan juga manusia biasa di luar panggung. Dieyl memerankan seorang selir dan Xiaolou memerankan seorang raja (keduanya adalah laki-laki). Farewell My Concubine adalah lakon yang seringkali mereka bawakan di panggung. Melalui lakon inilah mereka menjadi bintang panggung yang disanjung dan dihormati. Puncak kesuksesan mereka diuji dengan hadirnya Juaxian, seorang pelacur yang mampu merebut hati Xiaolou. Terperciklah api cemburu dalam diri Dieyl. Bagi Dieyl, dirinya dan Xialou adalah pasangan Raja dan selir yang juga harus hidup bersama bukan hanya di apanggung tapi juga di dunia nyata. Perjalanan sejarah China pun menempa kebersamaan mereka baik di atas panggung ataupun di luar panggung. Ketika Jepang

1900, Lima Jam yang Sangat Melelahkan!

Durasi film ini sama dengan tiga kali durasi film biasa. Kalau dihitung durasi film ini lebih dari lima jam! Ibarat makanan, film ini seperti mukbang atau makan besar, memakan tiga atau empat porsi makanan yang malah bikin mblenger atau eneg. Ini film sejarah negara Italia dari tahun 1900 hingga 1940-an, di mana menghadirkan persahabatan dua orang yang terjalin sejak kanak-kanak hingga lanjut usia. Olmo adalah seorang anak buruh tani yang bersahabat dengan Alfredo, anak pemilik perkebunan. Ketika perang dunia pertama berakhir, Italia meskipun menang tapi mengalami krisis. Saat inilah Mussolini mulai naik menjadi perdana menteri dan menerapkan fasisme di Italia. Dampak dari fasisme adalah berjayanya para borjuis dan penindasan yang semena-mena terhadap kaum buruh. Alfredo pun berjaya di tengah keluarga borjuis. Ia mewarisi perkebunan orang tuanya. Sedangkan Olmo menjadi aktifis kaum buruh tani yang berideologi komunis. Ia memimpin kaum buruh tani menentang fasisme di Italia

12 Angry Men, Menata Kemarahan

Melihat perbedaan pendapat sebagai sebuah kekayaan wacana itu tidak mudah. Setiap orang akan “marah” ketika menjumpai pendapat yang berbeda dari dirinya. Oleh karenanya film ini mengambil judul “12 Angry Man”. Dua belas orang yang “marah” karena ada pendapat yang berbeda dari pendapatnya. Kemarahan itu membutuhkan penataan. Film ini menggambarkan dengan apik bagaimana perbedaan pendapat 12 juri yang akan menentukan nasib seorang anak yang diduga melakukan pembunuhan. Meskipun hanya seorang yang menyatakan anak itu tidak bersalah, tapi pemimpin dewan juri memberi ruang bagi siapa saja untuk mengungkapkan argumennya. Jadi sepanjang film ini hanyalah berisi percakapan, perdebatan, adu argumentasi dua belas juri pengadilan dalam satu ruangan. Pada dua per tiga film hujan pun turun. Hujan inilah yang menjadi penanda perubahan suasana. Perdebatan yang tadinya panas dan tegang, tatkala hujan turun mulai ada titik cerah. Akhir dari film ini mengubah keadaan semula. Seluruh juri a