Ini adalah film dengan tema anak yang tertukar dari dua buah
keluarga yang kontras. Ryota adalah seorang pebisnis yang sukses. Waktunya banyak
dihabiskan untuk bekerja. Begitu sibuknya, seringkali Ryota tidak memiliki
waktu untuk istri dan seorang anaknya, Keyta. Suatu saat, Rumah sakit tempat
Keyta enam tahun silam dilahirkan, memberikan kabar mengejutkan tentang
tertukarnya bayi Keyta pada saat kelahiran. Adalah Ryuusei, anak yang dulu
tertukar dengan Keyta, dan kini tinggal bersama keluarga Saiki. Kedua keluargapun
berjumpa dan sepakat untuk melakukan
penjajakan pertukaran kembali anak yang telah tertukar. Keyta belajar
beradaptasi tinggal bersama keluarga Saiki sedangkan Ryuusei belajar
beradaptasi tinggal bersama keluarga Ryota. Kedua keluarga ini digambarkan
sangat berbeda. Keluarga Saiki adalah keluarga sederhana yang tinggal di kios
kecil. Saiki sendiri menerima reparasi alat-alat elektronik. Selain Ryuusei,
Saiki memiliki dua anak lagi. Sedangkan keluarga Ryota bisa dikatakan kelas
atas. Mereka tinggal di sebuah apartemen yang mewah. Kontras kedua keluarga
bukan hanya dalam hal materi, tetapi juga suasana keluarga. Keluarga Keyta
meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terasa sepi, dingin, dan kaku. Di sisi
lain, keluarga Saiki yang sederhana justru terasa hangat, ceria, dan penuh
canda. Keyta merasa senang ketika berada di tengah kediaman Saiki karena ia
merasakan adanya kebebasan dan keceriaan yang selama ini ia dambakan. Sedangkan
Ryuusei sepertinya merasa tertekan di rumah Ryota. Ryuusei tidak betah dengan
kekakuan keluarga Ryota meskipun dibalut kemewahan dan akhirnya memutuskan kembali
ke tempat asalnya.
Film yang sederhana, tetapi bermakna sangat dalam. Alur
yang lambat justru merupakan kekuatan film ini karena mampu menghadirkan pergumulan yang
memang tidak mudah dihadapi. Emosi Ryota ketika menerima kenyataan bahwa anak
yang diasuhnya bukanlah anaknya, dan di akhir kisah harus bisa menerimanya
sebagai anak, menjadi pergumulan utama di film ini. Ryota pun akhirnya bergumul
dengan dirinya sendiri dengan menyadari bahwa sikap dinginnyalah yang membuat suasana
keluarganya menjadi kaku. Akhirnya ia pun mau belajar untuk menjadi lebih baik.
Pesan yang sangat kuat dari film ini adalah : rasa nyaman di dalam keluarga
bukan muncul karena mewahnya materi, tetapi relasi anggota keluarga yang
terjalin dengan cair, hangat, dan penuh canda.
Salam Sinema!!
Komentar
Posting Komentar