Seorang gadis bersuara indah hadir di antara keluarga yang
tuna rungu. Sebuah dilema besar ketika harus memilih antara pergi melanjutkan
kuliah musik karena beasiswa, atau tetap tinggal bersama ayah, ibu, dan
kakaknya yang tuna rungu sebagai nelayan. Film ini membenturkan dua dunia yang berseberangan dengan sangat keras.
Buat apa suara indah di tengah keluarga tuna rungu?
Film ini mengajak kita untuk berempati. Bagaimana seorang
yang bisa mendengar dan berbicara belajar untuk menjadi seorang yang tidak bisa
mendengar. Dan juga bagaimana seorang tuna rungu belajar untuk menikmati dan
menghargai indahnya musik.
Bagian yang menarik dari film ini adalah ketika sang ayah,
ibu, dan kakak menyaksikan gadis itu bernyanyi di aula bersama dengan kelompok
paduan suaranya. Kita diajak untuk mengalami apa yang dirasakan oleh keluarga
yang tuna rungu ketika di tengah-tengah lagu tiba-tiba suara dimaatikan. Hening...
Sepi... Kita diajak untuk menikmati musik tanpa suara. Kita diajak untuk
mengapresiasi karya musik tanpa mendengar. Kita diajak untuk menjadi keluarga
si gadis bersuara merdu untuk ikut bertepuk tangan tanpa tahu bagian mana yang
istimewa.
Yang berbeda tidak perlu direndahkan. Karena yang berbeda
merupakan bagian yang menyempurnakan hidup kita.
Komentar
Posting Komentar