Welcome to the jungle!! Demikianlah ungkapan bagi mereka yang berani untuk mengadu nasib di tanah orang. Ibaratnya mereka telah memilih untuk memasuki hutan belantara yang liar. Jacob dan Monica adalah pasangan yang berasal dari Korea dan memutuskan untuk bermigrasi memasuki rimba raya : Amerika Serikat. Bertahun-tahun mereka bekerja di Amerika Serikat sebagai pemilah anak ayam jantan dan betina. Dengan gaji yang minim mereka harus berjuang menghidupi kedua anak mereka yang masih kecil. Jacob memiliki mimpi yang besar menjadi petani sayuran. Ia mencoba untuk membuka ladang dan bercocok tanam dengan pinjaman modal dari bank. Permasalahan bertambah ketika ibu Monica datang dari Korea dan ikut tinggal bersama mereka. Kehadiran sang ibu bukan membawa berkat tapi malah menambah beban semakin berat.
Para imigran adalah mereka yang berani melintas batas, meninggalkan kenyamanan, menuju ketidak pastian. Sebagai pendatang, Jacob sangatlah idealis dengan pola pikirnya sebagai orang Korea. Ia merasa budayanyalah yang paling benar dan menepikan budaya tempat ia berdomisili. Misalnya ketika menentukan titik sumber air untuk membuat sumur, Jacob memandang remeh ahli sumur Amerika yang hanya menggunakan kayu untuk mencari sumber air. Ia lebih percaya kepada logikanya sendiri daripada kearifan budaya lokal. Akibatnya? Jacob gagal mendapatkan air. Ia pun menyerah dan pada akhirnya mempercayakan pembuatan sumur kepada ahli sumur setempat.
Di mana bumi dipjak, di sanalah langit dijunjung. Pesan tersebut tersirat dengan kuat dari film ini. Para imigran di manapun tempat haruslah menghargai budaya lokal seperti budayanya sendiri. Di sisi yang lain merekapun harus bisa bertahan dengan identitas asal mereka untuk menunjukkan sebuah eksistensi budaya. Dari sinilah hibriditas terbentuk. Orang Asia yang tinggal di Amerika tidak serta merta menjadi orang Amerika. Mereka tetaplah orang Asia yang berbudaya hibrid. Ya, setiap budaya memang hibrid. Semua adalah percampuran budaya ini dan itu. Namun mengolah hibriditas memang membutuhkan kerendahan hati. Ketika melintas batas, bersiaplah untuk melebur. Bukan menggumpal.
Komentar
Posting Komentar