John Forbes Nash adalah
seorang ahli matematika yang gagasannya dijadikan dasar teori ekonomi
kontemporer di dunia. Pada tahun 1994 ia meraih Nobel, sebuah penghargaan akan
kiprahnya sebagai ahli ekonomi. Dalam film ini, John Nash dikisahkan memiliki
gangguan kejiwaan yang sangat membebani hidupnya. John Nash memiliki dua orang
teman khayalan dan seorang gadis kecil imajiner yang selalu hadir dalam
kehidupannya. Kedua temannya ini mengajak John Nash untuk terlibat dalam konspirasi
pemecahkan kode rahasia melawan Rusia. John Nash begitu bergairah dengan
tantangan tersebut. Sayangnya ini semua hanyalah bayangan Nash semata. Tidak
mudah bagi Nash untuk terlepas dari bayang-bayang teman ilusinya. Bahkan ketika
menjalani terapi obat untuk menghilangkan imajinasinya, John Nash menolak. Ia
lebih memilih hidup apa adanya, meskipun teman imajinasinya selalu menggoda
untuk kembali terlibat dalam konspirasi kode rahasia.
Sebuah khayalan yang
indah. Demikianlah konflik batin John Nash yang tersaji di film ini. Godaan untuk
terlibat dalam imajinasi konspirasi kode rahasia memang sangatlah menggiurkan. Namun
Nash harus mampu menepikan itu semua dan menjalani kehidupan nyata yang memang
kurang menantang. Seorang antropolog bernama Yuval Noah Harari mengungkapkan
satu hal yang menjadi kekuatan manusia sebagai makhluk sapiens adalah
imajinasi. Imajinasi itu liar dan menggairahkan, melebihi dunia nyata. Itulah yang
tergambar di film ini. Nash merasa kurang bersemangat ketika mengajar. Tapi ketika
imajinasinya bermain, ia menjadi sosok yang penuh gairah memecahkan kode
rahasia.
Bagi saya pribadi, ini
film yang sangat penting! Saya menyaksikan film ini pada tahun 2001 bersamaan
awal perkuliahan di teologia. Film ini menginspirasi beberapa tulisan, cerpen,
naskah drama dan karya lain sang saya buat pada waktu itu. Bermain dengan
imajinasi memang menggairahkan. Namun kita pun juga harus bisa membangun jembatan
antara imajinasi dengan dunia kita yang nyata.
Salam Sinema!
Komentar
Posting Komentar