Steven Spielberg adalah
seorang produser dan sutradara kawakan dalam film-film bergenre sci-fi. Salah satu di antaranya adalah A.I. Artificial Intelligence. Film ini berkisah tentang sebuah
robot anak laki-laki bernama David yang diciptakan dengan sensor yang begitu
halus, hampir mendekati manusia. Robot itu tadinya diasuh oleh pasangan Henry
dan Monica. Tapi ketika dirasakan David seringkali bermasalah dengan anaknya,
Davidpun dibuang di hutan. Dari sinilah perjalanan David sebagai robot yang
spesial mengejar impiannya dimulai, yaitu dapat hidup menjadi manusia biasa.
Perjalanan David terinspirasi dongeng Pinokio yang juga mendambakan kehidupan
yang normal sebagai manusia. Dalam perjalanan panjang yang ditempuh, David
benar-benar menunjukkan bahwa dirinya robot istimewa yang memiliki perasaan
seperti manusia. Ia merasa sedih, gembira, dan bahkan menemukan sosok Tuhan
dalam diri patung peri biru di mana ia menyerahkan harapannya melalui doa. Dan
doa itu terkabul dua ribu tahun kemudian melalui kehadiran alien di bumi.
A.I. adalah film keluarga yang dibalut dengan imajinasi
robotik abad 22. Kekuatan film-film sci-fi garapan Spielberg adalah mampu
menghidupkan makhluk imajiner menjadi sosok yang memiliki perasaan seperti
manusia. Sentuhan kemanusiaannya sangatlah kuat. Walaupun robot, namun David
memiliki kepekaan rasa dan harapan. Karya-karya Spielberg bukan hanya melihat
sosok bukan manusia yang memiliki perasaan seperti manusia, tapi juga
menampilkan sindiran bahwa manusia sendiri seringkali malah tidak manusiawi. Di
film ini ada bagian yang menunjukkan manusia dengan keji menyiksa robot-robot
bekas sebagai tontonan layaknya sirkus. Inilah dunia terbalik yang kerapkali
ditampilkan Spielberg dalam film-filmnya. Sebutlah dengan hadirnya dinosaurus
yang baik hati, alien yang lemah lembut, robot yang memiliki kepedulian, dan di
sisi yang lain manusia digambarkan serakah serta tak punya nurani.
Teknologi terus berkembang. Sangat mungkin di abad 22
dijumpai fenomena robot yang hidup berdampingan dengan manusia seperti di film
ini. Dan sangat mungkin pula kelak manusia harus belajar banyak tentang cinta
kasih serta pengharapan iman dari robot ciptaan kita sendiri. Film ini mengajak
kita untuk melihat betapa pesatnya pola pikir dan kemajuan teknologi yang telah
manusia ciptakan. Namun kemajuan pengetahuan akan teknologi tersebut sayangnya berbanding
terbalik dengan kepedulian dan rasa cinta kita terhadap sesama dan semesta.
Salam Sinema!!!
Komentar
Posting Komentar